Konferensi Nasional Promosi Kesehatan Ketujuh Resmi Dibuka
Demi meningkatkan upaya Promosi Kesehatan, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI bekerja sama dengan Perkumpulan dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) menyelenggarakan Konferensi Nasional Promosi Kesehatan Ketujuh pada tanggal 12-16 September 2017 di Hotel Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta.
Konferensi yang dihelat setiap empat tahun sekali ini dihadiri oleh 800 orang peserta yang terdiri dari Kementerian Kesehatan, Gubernur DKI Jakarta, Bupati atau Walikota terpilih, Dinkes Provinsi, Dinkes Kabupaten/Kota, Rumah Sakit, Lembaga Pendidikan, Ormas Kesehatan, Profesi Kesehatan, Praktisi, Mahasiswa, serta Media Massa.
Pada malam pembukaan, audiens disambut oleh ucapan “Selamat Datang” dari Suku Dinas Kesehatan DKI Jakarta lewat pertunjukan tarian adat Betawi. Konferensi dibuka setelah Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp, M(K) menyampaikan sambutannya, melanjutkan laporan yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjenkesmas) dr. Anung Sugihantono, M.Kes.
Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp, M(K) didaulat untuk membuka konferensi yang mengangkat tema “Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” dan Sub Tema “Promosi Kesehatan Sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan, dan Promotor Kesehatan Sebagai Penggerak dalam Pembangunan Kesehatan”.
Dalam keynote speech Ibu Nila mengingatkan pesan Presiden Joko Widodo pada Rakerkesnas 2017 di Jakarta tentang kondisi kesehatan di Indonesia seperti:
- Kesehatan adalah hal yang sangat fundamental sehingga berbagai masalah kesehatan harus segera dituntaskan Bersama.
- Jangan sampai ada masalah gizi buruk di lingkungan kita.
- Menuntaskan penyakit menular seperti demam berdarah, TB, dan lain-lain.
- Mengarahkan Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk mencegah munculnya berbagai macam penyakit.
- Menjaga pola makan yang sehat dan rutin berolahraga.
- Sinergi antar Kementerian dan Lembaga untuk menyelesaikan masalah kesehatan.
- Memperbaiki manajemen serta pengelolaan anggaran agar hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat.
- Menghentikan kebiasaan merokok masyarakat yang sudah sangat parah.
- Mendorong tenaga kesehatan untuk aktif mendatangi masyarakat, bukan hanya menunggu di Puskesmas.
- Meminta para pekerja kesehatan untuk bekerja dengan hati dan integritas tinggi.
Ketua Panitia Pengarah dr. Anung Sugihantono, M.Kes menyebutkan bahwa konferensi ini memiliki tujuan khusus berupa:
- Merumuskan langkah-langkah konkret promosi kesehatan dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
- Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam implementasi promosi kesehatan.
- Pembelajaran tentang keberhasilan pelaksanaan promosi kesehatan dalam pencapaian masyarakat sehat.
- Sinkronisasi antar lembaga pendidikan, pengguna tenaga promosi kesehatan dan profesi guna memenuhi tenaga promosi yang professional.
Metode penyelenggaraan kegiatan dalam Konferensi Nasional Promosi Kesehatan ketujuh ini diisi dengan sesi-sesi pembahasan berupa Pleno, dan Simposium. Selain sesi diskusi, konferensi juga diisi oleh berbagai pameran booth dan poster session dari berbagai mitra Kementerian Kesehatan.
Dalam konferensi ini, dilakukan pula penandatanganan Kesepakatan Kerjasama (MoU) antara dr. Anung Sugihantono, M.Kes (Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat) dengan para mitra Kementerian Kesehatan.
Dengan dibukanya Konferensi Nasional Promosi Kesehatan Ketujuh, diharapkan mampu memobilisasi Gerakan Masyarakat Hidup sehat yang memang harus segera dikoordinasikan, diintegrasikan, disinergikan, dan diimplementasikan demi meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia.
KATA TOKOH
Dalam KATA TOKOH pada news letter pertama Konferensi Nasional Promosi Kesehatan ketujuh, Dirjenkesmas, dr. Anung Sugihantono, M.Kes menyampaikan harapan akan penyelenggaraan acara ini.
Beliau menyampaikan, “Konas dapat menjadi wadah untuk berbagi hal-hal baik, di mana melibatkan berbagai kompenen seperti akademisi, tenaga kesehatan itu sendiri, mahasiswa, serta masyarakat. Misi promosi kesehatan tidak akan berubah, yakni mengubah perilaku masyrakat untuk hidup lebih sehat. Hidup sehat tentu akan berubah sesuai dengan tantangan yang terus berkembang, sehingga seorang promotor kesehatan harus mampu menkombinasikan situasi terkini dan tantangan masa depan dalam konteks perubah perilaku yang positif.”
Dalam hal ini, promotor kesehatan adalah pelaku utama dalam pembangunan kesehatan dan Promosi Kesehatan sebagai pendekatan utama di dalam sebuah proses pembangunan.