Peduli Osteoporosis untuk Masa Tua yang Lebih Baik
Osteoporosis atau pengeroposan tulang boleh dikatakan sebagai penyakit yang diam-diam dapat menyebabkan penderitanya berujung pada kematian. 20 Oktober lalu masyarakat dunia memperingati Hari Osteoporosis Sedunia atau World Osteoporosis Day yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap penyakit ini.
Osteoporosis adalah kondisi di mana kualitas kepadatan tulang menurun, kondisi ini menyebabkan pengeroposan dan rentan retak. Umumnya, Osteoporosis baru bisa diidentifikasi setelah ditemukan keretakan pada tulang setelah pasien mengalami jatuh ringan. Kebanyakan kasus osteoporosis terjadi pada pergelangan tangan, tulang pinggul, dan tulang belakang.
Di Indonesia, sebanyak 23 persen wanita berusia 50-80 tahun dan sekitar 53 persen wanita berusia 70-80 tahun mengidap osteoporosis. Meski seringkali menyerang wanita yang sudah menginjak usia menopause, bukan berarti osteoporosis tidak dapat menyerang pria, wanita yang berusia lebih muda atau bahkan anak-anak.
Umumnya osteoporosis tidak memiliki penanda pasti, namun beberapa kondisi seperti sering mengalami sakit punggung, postur tubuh bungkuk, tinggi badan menurun, dan sering mengalami cedera atau keretakan tulang seringkali menjadi gejala awal terjadinya osteoporosis.
Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung kalsium menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya angka pengidap osteoporosis. Namun, tidak hanya kekurangan kalsium, beberapa faktor lain juga bisa meningkatkan risiko osteoporosis, seperti:
- Riwayat penyakit turunan osteoporosis
- Konsumsi minuman keras dan rokok tinggi
- Penyakit yang menyerang kelenjar hormon
- Malabsorpsi (usus tidak menyerap nutrisi dengan baik)
- Konsumsi obat yang memengaruhi kekuatan tulang atau kadar hormon dala jangka panjang
Untuk mencegah terjadinya osteoporosis, seseorang harus memperhatikan kebutuhan nutrisi tulangnya. Hal ini bisa didapat tidak hanya dengan minum susu saja, konsumsi makanan seperti sayur-sayuran yang kaya kalsium. Selain itu ada baiknya jeli mengatur porsi olahraga—ditemukan di beberapa kasus bahwa pasien penderita osteoporosis berolahraga terlalu keras.
Salah satu jenis olahraga yang terbukti dapat menguatkan tulang adalah senam taichi. Dilansir dari jurnal yang dipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah kelima dari Asian Federation of Osteoporosis Societies, olahraga asal negeri tirai bambu ini bisa menjadi salah opsi terbaik untuk mencegah osteoporosis.
Gerakan-gerakan pada senam tai chi terbukti mampu memperbaiki kualitas kekuatan otot, fleksibilitas, kebugaran, meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan nyeri, bahkan meningkatkan kualitas hidup. Kekuatan otot adalah salah satu unsur penting dalam perlindungan sendi, fleksibilitas dapat membuat seseorang bergerak lebih mudah, dan memfasilitasi sirkulasi cairan dan darah dalam tubuh, yang mempercepat proses penyembuhan. Kebugaran penting untuk keseluruhan fungsi jantung, paru-paru, dan otot. Sebagai tambahan dari hal-hal tersebut, gerakan tai chi yang menekankan pada berat badan dapat memperbaiki keseimbangan dan mencegah kejadian jatuh.