Pramuka Indonesia, “Saham” Besar Pemuda Dalam Tonggak Perjuangan Bangsa

| Dilihat 4401 Kali

Pramuka Indonesia, “Saham” Besar Pemuda Dalam Tonggak Perjuangan Bangsa
Pramuka Indonesia, “Saham” Besar Pemuda Dalam Tonggak Perjuangan Bangsa

Praja Muda Karana atau biasa kita kenal dengan nama Pramuka memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.

Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia.

Setiap tanggal 14 Agustus, kita memperingati Hari Pramuka Indonesia, di mana Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat setelah Presiden Sukarno menganugerahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keppres Nomor 448 Tahun 1961.

Namun, Pramuka Indonesia sudah lebih hadir jauh sebelum diresmikan. Gerakan organisasi kepanduan di Indonesia sejatinya telah dimulai sejak tahun 1912 lewat didirikannya “Nederlandsche Padvinders Organisatie” (NPO) pada tahun 1912, kemudian pada tahun 1916 berubah nama menjadi “Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging” (NIPV).

Pada tahun yang sama, 1916, S.P. Mangkunegara VII memprakarsai organisasi kepanduan Indonesia yang jauh dari campur tangan Belanda, yakni Javaansche Padvinders Organisatie.

Menjadi organisasi pelopor kepanduan pertama yang jauh dari campur tangan Belanda, JPO menjadi penyemangat berdirinya organisasi kepanduan lain di Indonesia pada saat itu. Semisal, “Padvinder Muhammadiyah” yang pada 1920 berganti nama menjadi “Hizbul Wathan” (HW); “Nationale Padvinderij” yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan “Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” yang kemudian diganti menjadi “Syarikat Islam Afdeling Pandu”; dan lain sebagainya.

Fakta sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai pengaruh dan sumbangsih besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ditambah denganperkembangan pendidikan kepanduan nasional Indonesia, dorongan dan semangat untuk bersatu mulai terpupuk.

Perjalanan panjang tonggak perjuangan organisasi-organisasi kepanduan Indonesia sampai pada hari Proklamasi di mana untuk pertama kalinya, Indonesia diakui sebagai satu kesatuan, negara yang berdaulat.

Satu bulan setelahnya, pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta sejumlah tokoh dari gerakan kepanduan Indonesia berkumpul untuk melakukan pertemuan. Dari hasil kongres tersebut dicetuskan kelahiran Pandu Rakyat Indonesia.

Kehadiran Gerakan Pramuka di Indonesia mendapat tempat penting di Indonesia.Sesuaidengan ketetapan MPRS No. II/ MPRS/ 1960, Presiden Sukarno memberikan amanat kepada pimpinan pandu di Istana merdeka pada 9 Maret 1961. Amanat itu untuk lebih mengefektifkan kepanduan sebagai komponen penting dalam pembangunan bangsa.