Epidemi AIDS Bisa Berakhir Pada Tahun 2030
Dunia akan menyaksikan berakhirnya epidemi AIDS lima belas tahun dari sekarang. Badan PBB untuk HIV/AIDS, UNAIDS, merilis serangkaian tujuan yang mereka sebut pendekatan ‘jalur-cepat’ dalam upaya memberantas penyakit ini sepenuhnya pada 2030.
UNAIDS melaporkan ‘jalur-cepat’ ini juga akan mencegah hampir 28 juta infeksi HIV baru dan 21 juta kematian terkait AIDS dapat dihindari. Jika dunia tak cepat meningkatkan upaya pemberantasan HIV-nya dalam lima tahun ke depan, epidemi cenderung untuk bangkit kembali dengan tingkat lebih tinggi dari infeksi HIV baru sekarang ini.
Dalam lima tahun mendatang, sasaran yang hendak dicapai antara lain yang disebut ‘90-90-90’, yakni 90 persen dari orang yang hidup dengan HIV mengetahui status HIV mereka; 90 persen dari orang-orang yang mengetahui status HIV-positif mereka pada pengobatan; dan 90 persen dari orang yang memakai pengobatan dengan muatan virus yang ditekan. Sasaran lainnya adalah mengurangi jumlah infeksi HIV baru tahunan lebih dari 75%, menjadi 500 ribu pada 2020, dan mencapai tingkat diskriminasi nol.
Di Indonesia sendiri, pemerintah optimistis Indonesia bebas HIV/AIDS pada 2030. Keyakinan pemerintah ini berdasarkan upaya-upaya yang telah dilakukan, misalnya banyaknya tenaga konseling dan tes HIV di sejumlah puskesmas yang tersebar di Indonesia.
Antara 2006 hingga 2014, kasus HIV/AIDS cenderung turun, khususnya di kalangan pengguna napza suntik dan pekerja seks. Kualitas hidup yang lebih baik yang memungkinkan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) bisa terus hidup mencapai hampir 100 persen.
Salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah meningkatnya infeksi HIV/AIDS dari seks antarsesama jenis (LSL) dan laki-laki berisiko tinggi (LBT). Data Kementerian Kesehatan mencatat, laki-laki yang melakukan hubungan seks atau `bermain` ke tempat pelacuran dan tidak mau menggunakan kondom meningkat dari 0,1 menjadi 0,7 atau naik 600 persen.
Direktur Regional UNAIDS untuk wilayah Asia dan Pasifik, Steve Kraus mengatakan upaya yang dilakukan Indonesia cukup signifikan dan patut diperhatikan. Menurutnya, Program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) yang dilakukan Indonesia cukup sukses. Begitu juga dengan tes dan pengobatan terhadap penderita yang dia nilai sangat baik. Komitmen pemerintah untuk mendanai HIV/AIDS pun cukup kuat. Menurut laporan, 90 persen biaya penanganan HIV/AIDS di Indonesia ditanggung pemerintah. (*)