Ebola, Fakta dan Cara Menghindarinya

Mewabahnya penyakit ebola di Afrika, yang belakangan juga menjangkiti langsung warga Eropa dan Amerika, menjadi perhatian Kementerian Kesehatan RI. Terlebih baru-baru ini tenaga kerja Indonesia asal Jawa Timur diduga terjangkit virus ebola sepulangnya bekerja dari Liberia. Namun pemeriksaan medis menunjukkan pasien tersebut tidak tertular virus ebola.Meski hingga kini Indonesia bebas ebola, penting untuk membuka mata masyarakat terhadap ancaman virus mematikan ini. Untuk itu, dalam puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-50 di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Minggu (16/11) lalu, Kemenkes menggelar “Simulasi Penanggulangan Ebola” yang melibatkan TNI, Polri, dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Simulasi ini memeragakan penanganan salah seorang penumpang pesawat yang diduga terjangkiti virus ebola.Menteri Kesehatan Nila Moeloek juga mengecek kesiagaan di pintu masuk negara awal November lalu. Salah satunya adalah pintu kedatangan internasional Terminal 2D Bandara Soekarno Hatta. Menkes melihat secara langsung cara kerja thermal scanner yang berada di jalur kedatangan internasional. Ada 13 bandara internasional di Indonesia yang telah memasang alat ini. Ketika seseorang melewati scanner dan suhu tubuhnya tinggi atau di atas 38,5oC, alat tersebut akan berbunyi. Selanjutnya orang tersebut akan dibawa ke ruang wawancara dan ditanyai riwayat mereka, apakah ada kontak dengan daerah endemis. Jika sangat mencurigakan, orang tersebut akan dikirim untuk diobservasi.Ebola adalah penyakit menular yang bisa berakibat kematian. Virus ebola diduga berasal dari kelelawar buah dan pertama kali dideteksi pada 1976 dekat Sungai Ebola di Congo. Virus ebola telah menewaskan ribuan orang di Afrika Barat.Virus ebola menular lewat darah, muntah, feses, dan cairan tubuh lainnya dari manusia pengidap ebola ke manusia lain. Virus juga bisa ditemukan dalam air seni dan cairan sperma. Penyakit ini tidak menular lewat udara, seperti flu. Setelah terinfeksi, virus membutuhkan waktu dua hingga 21 hari untuk akhirnya menunjukan gejala. Infeksi terjadi ketika cairan-cairan tubuh tersebut menyentuh mulut, hidung, atau luka terbuka orang sehat.Gejala awal adalah demam mendadak, nyeri otot, kelelahan, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Diikuti dengan muntah, diare, ruam dan perdarahan internal, maupun eksternal, yang dapat dilihat pada gusi, mata, hidung dan tinja. Pasien cenderung meninggal karena dehidrasi dan kegagalan organ.Belum ada vaksinasi untuk mencegah ebola. Belum ditemukan pula obat yang secara pasti dinyatakan bisa menyembuhkan pasien pengidap ebola. Satu-satunya cara tidak tertular adalah dengan menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dengan air dan sabun.Badan Kesehatan Dunia juga mengeluarkan peringatan agar berhati-hati mengonsumsi daging satwa liar mentah dan kontak dengan kelelawar, monyet, atau kera yang terinfeksi. (*)