Cuci Tangan dengan Sabun Tangkal MERS dan Ebola

| Dilihat 1423 Kali

Cuci Tangan dengan Sabun Tangkal MERS dan Ebola
Cuci Tangan dengan Sabun Tangkal MERS dan Ebola

Dua virus mematikan cukup menyita perhatian dunia tahun ini, Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus, atau yang sering disingkat MERS, dan ebola. MERS menyerang pernapasan. Mereka yang positif terinfeksi MERS menunjukkan tanda-tanda penyakit pernapasan akut parah. Gejala-gejalanya adalah demam, batuk, dan sesak napas. Sekitar 30 persen dari mereka yang terpapar MERS meninggal dunia.

Sampai saat ini kasus MERS dikaitkan dengan enam negara dekat Semenanjung Arab. Belum diketahui secara spesifik cara virus ini menyebar antarmanusia. Di Indonesia sendiri kasus MERS (menunjukkan gejala) terjadi di Pekanbaru, Denpasar, dan Medan.

Adapun halnya dengan ebola, wabah akibat virus ini kali ini adalah yang paling mematikan sejak ebola ditemukan pertama kali pada 1976. WHO menyatakan lebih dari 1600 orang di Sierra Leone, Guinea, Liberia, dan Nigeria terinfeksi virus ini dan lebih dari setengahnya meninggal sejak Maret 2014.

Mereka yang terinfeksi ebola menunjukkan gejala awal pusing, demam, dan nyeri. Kadang-kadang muncul ruam di tubuh penderita, diikuti diare dan muntah-muntah. Lebih dari 50 persen kasus infeksi virus ebola, serangannya lebih mengerikan. Penderita mengalami muntah darah atau kencing darah. Darah juga keluar dari kulit, mata, atau mulut. Namun yang mematikan adalah ketika pembuluh darah di dalam tubuh mengeluarkan cairan. Ini menyebabkan tekanan darah menurun tajam sehingga hati, ginjal, jantung, dan organ lainnya berhenti bekerja.


Cara ebola berpindah antarmanusia tidak seperti halnya virus influenza ataupun Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Seseorang terinfeksi virus ini melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, misalnya muntahan atau darah penderita yang mengenai mata, hidung, atau mulut orang lain.

Virus ebola juga dapat bertahan hidup di permukaan benda, sehingga benda apa pun yang terkontaminasi dengan cairan tubuh penderita, seperti sarung tangan karet ataupun jarum suntik, dapat menjadi media penularan virus tersebut.

Hingga saat ini belum ada vaksin maupun obat untuk kedua virus tersebut. Dokter-dokter hanya menyarankan tindakan pencegahan standar, seperti mencuci tangan dan menghindari kontak dengan orang sakit. Mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir selama sedikitnya 20 detik masih dipercaya sebagai pencegahan yang sederhana, namun ampuh. Jika sabun dan air tidak tersedia, pembersih tangan berbasis alkohol juga dapat digunakan. (*)