Kesalahan-Kesalahan dalam Menggosok Gigi

| Dilihat 1613 Kali

Kesalahan-Kesalahan dalam Menggosok Gigi
Kesalahan-Kesalahan dalam Menggosok Gigi

Pernahkah memperhatikan gigi Anda sendiri di cermin dan tampak gusinya makin aus, serta area gigi terlihat lebih luas di bagian akar? Barangkali Anda telah melakukan salah satu kesalahan umum dalam menggosok gigi, yakni menyikatnya terlalu kuat dan sering.Banyak orang yang merasa telah menyikat gigi dengan benar. Tanpa disadari, kebiasaan yang salah ini dan rutin dilakukan ini malah tidak memberikan Anda manfaat terbaik dari menyikat gigi.Periksalah kembali kebiasaan menyikat gigi Anda. Mulailah dari sikat gigi yang dipakai. Anda bisa tahu sikat gigi tidak pas ketika mesti membuka mulut terlalu lebar untuk memasukkan sikat gigi. Ini berarti sikat terlalu besar. Sikat gigi mestilah nyaman ketika dipegang, maupun ketika dipakai untuk  menggosok gigi.Bulu sikat yang terlalu keras akan melukai gusi. Sebagian orang mungkin merasa puas setelah menggosok gigi dengan bulu sikat yang keras karena mengira semua plak dan kotoran lain terangkat. Namun itu hanya sugesti karena dengan bulu sikat yang lembut pun, kotoran dapat terangkat jika teknik menggosoknya benar.Apakah lebih baik memakai sikat gigi manual atau elektrik? Pilih mana saja yang Anda sukai. Sikat gigi elektrik sangat membantu untuk Anda yang mengalami sakit, seperti arthritis di tangan, lengan, atau bahu.Dua kali sehari adalah frekuensi yang direkomendasikan untuk menggosok gigi. Tiga kali lebih baik lagi. Sekali menggosok gigi, paling sedikit Anda mesti melakukannya selama dua menit. Terlalu lama menggosok gigi dapat mengauskan enamel gigi dan merusak gusi. Tak perlu pula menyikat terlalu kuat untuk menghilangkan plak.Gerakan menggosok gigi terbaik adalah dengan mengarahkan sikat gigi Anda 45 derajat ke gusi, gosok naik-turun dengan gerakan-gerakan pendek. Sikat bagian luar dan dalam gigi Anda, geraham, dan lidah. Jangan malas meraih area-area yang sulit dijangkau karena jika kotoran dibiarkan di sana, dia akan mudah berkembang menjadi plak seiring berjalannya waktu. (*)