Katresna Sadaya – Gerakan Masyarakat Peduli Kesehatan Ibu dan Anak

| Dilihat 4688 Kali

Katresna Sadaya – Gerakan Masyarakat Peduli Kesehatan Ibu dan Anak
Katresna Sadaya – Gerakan Masyarakat Peduli Kesehatan Ibu dan Anak

Katresna Sadaya, merupakan gerakan kepedulian masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak yang memberikan daya ungkit pada percepatan penurunan jumlah kematian ibu dan anak di wilayah kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung.Katresna sadaya sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti kasih sayang semua, merupakan suatu gerakan yang memadukan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan kearifan lokal yang mengakar pada budaya masyarakat Sunda yaitu silih asih – silih asuh – silih asah. Sehingga diharapkan semua komponen masyarakat mau peduli dan memberikan kasih sayangnya kepada ibu dan anak melalui kegiatan UKBM yang telah ada.Kegiatan ini diinisiasi di salah satu kelurahan di Kecamatan Bojongloa Kidul, yaitu kelurahan Cibaduyut. Dilatarbelakangi adanya kasus kematian seorang ibu hamil di kelurahan tersebut yang meninggal bersama kedua anak kembar yang dikandungnya, akibat keluarga terlambat mengambil keputusan untuk mencari pertolongan dan membawa ibu ke fasilitas kesehatan.Pada tahun 2011 seorang ibu hamil meniggal dunia, padahal ibu dan suami mengikuti kelas ibu hamil bahkan suami mendampingi selama tiga hari berturut-turut, mereka mengetahui bahwa kehamilannya beresiko tinggi dan harus melahirkan di Rumah Sakit, ibu memiliki kartu jamkesmas dan telah mendapatkan rujukan dari bidan Puskesmas. Keberadaan Kader posyandu sebagai komponen dari forum RW siaga pu telah siap membantu memantau selama kehamilan dan bersedia mengantar & mendampingi ke RS jika waktunya bersalin. Kelurahan cibaduyut tempat ibu tinggal dilalui jalan besar dengan kendaraan umum lalu lalang dan jarak tempuh ke RSKIA hanya 10 – 15 menit dari lokasi rumahnya. Dengan segala kemudahan yang ada, pada saat ibu akan melahirkan, ternyata pihak keluarga tetap lebih memilih dukun paraji sebagai penolong persalinan daripada membawanya ke fasilitas kesehatan yang berjarak cukup dekat. Hal ini seolah menjadi penegas bahwa seringkali penyebab kematian ibu diakibatkan berbagai faktor tidak langsung yang belum seluruhnya kita atasi secara optimal.Bercermin dari kasus di atas, tentu menjadi pemikiran bagi kita semua, ada banyak jalan menuju kematian pada ibu hamil dan bersalin, dimana semua jalan tersebut harus kita intervensi secara komprehensif dari hulu ke hilir. Di Kota Bandung, semua fasilitas kesehatan begitu mudah di akses dan telah dilengkapi sarana prasarana yang cukup memadai sesuai kompetensi strata tempat pelayanan, alur rujukan yang dibuat dengan sistem berjenjang pun sudah sangat baik, masalah sosial ekonomi /pendanaan persalinan pada kasus ini pun tidak menjadi hambatan karena yang bersangkutan memiliki jakesmas. Community awareness dalam bentuk forum RW siaga ada meski belum maksimal. Tetapi ternyata hambatan yang paling besar terletak pada lingkungan keluarga yaitu pada masalah sosial budaya, kepercayaan pada dukun paraji, mindset keluarga yang juga dilatarbelakangi tingkat pendidikan dan pengetahuan yang sangat menentukan pilihan mana yang akan diambil oleh orang yang paling berwenang mengambil keputusan di keluarga tersebut.Faktor sosial budaya dan perilaku keluarga dalam pengambilan keputusan ternyata menjadi sebuah titik yang menyebabkan semua sistem lain (fasilitas kesehatan yang memadai, tenaga kesehatan yang kompeten, sistem rujukan yang telah tertata berjenjang, sistem pendanaan jamkesmas yang meringankan beban ekonomi masyarakat miskin) seolah menjadi “tidak cukup berdaya” dalam mencegah kematian pada ibu hamil dan melahirkan. Dengan arti kata lain, selain penataan pada berbagai sistem dan penyediaan fasilitas yang menjadi tugas pemerintah, perlu dilakukan juga proses perubahan perilaku masyarakat secara repetitif dan berkesinambungan (continual), karena pemecahan masalahnya tidak bisa dilakukan secara parsial.Kami menginisiasi Katresna Sadaya sebagai salah satu cara untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak, karena nyatanya dengan segala keterbatasan SDM dan sumber daya lain yang ada di Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan, upaya yang selama ini kami lakukan belumlah cukup untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang ada. Hal ini yang mendorong kami untuk mencari upaya-upaya yang bisa menjadi ‘lompatan besar’ untuk peningkatan kesehatan ibu & anak, yang bisa memberikan daya ungkit signifikan untuk percepatan penurunan kematian ibu dan anak, salahsatunya adalah dengan menggerakan masyarakat untuk mau memberdayakan dirinya sendiri agar menjadi subjek dalam pembangunan kesehatan di lingkungannya, sehingga mereka dapat hidup sehat secara mandiri.Besar harapan kami, gerakan ini bukan hanya dilakukan di Cibaduyut, tetapi bisa menjalar ke seluruh negeri ini, agar jumlah anak yang tumbuh tanpa kasih sayang ibunya,jumlah suami yang harus kehilangan istri dan atau bayinya, serta jumlah kakek-nenek yang harus kehilangan putri tercinta dan cucu yang sangat mereka nantikan, semakin menurun jumlahnya. Semoga.– Dr. Intan Annisa Fatmawaty, CHt –[sdm-download id=”1563″ fancy=”0″]