Hipertensi Banyak Diidap Masyarakat
Penyakit jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskuler dianggap sebagai masalah kesehatan utama yang tak pandang bulu. Baik di negara maju maupun negara berkembang, gangguan kesehatan tersebut memicu berbagai penyakit mematikan, termasuk hipertensi.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang selama ini dianggap sebagai penyakit orangtua rupanya telah menyerang kalangan muda. Bahkan di sejumlah negara, hipertensi merupakan faktor penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya. Gangguan ini juga mendapatkan julukan sebagai silent killer karena tanda-tandanya yang jarang dikeluhkan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Republik Indonesia dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes mengungkapkan hipertensi sebagai masalah besar di dunia. Pasalnya, tekanan darah yang tidak dikendalikan dengan baik menyebabkan sejumlah penyakit seperti gangguan jantung, gagal ginjal, diabetes, hingga stroke.
Data dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada 2015 menunjukkan kurang lebih 1,13 miliar orang mengidap hipertensi. Jumlahnya pun mengalami peningkatan signifikan sampai-sampai diprediksi akan menyentuh angka 1,5 miliar orang pada 2025 kalau tidak diikuti dengan tindak pencegahan. Tak hanya itu, setiap tahunnya ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.
Memperingati Hari Hipertensi Dunia
Untuk meningkatkan awareness terhadap hipertensi, Hari Hipertensi Dunia dicanangkan pada 17 Mei. Peringatan tersebut diharapkan akan membantu masyarakat luas menyadari bahayanya tekanan darah yang tak terkendali dan membantu mereka paham akan gejala maupun komplikasinya.
Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan pun mengimbau agar semua pihak, dari masyarakat, swasta, hingga pemerintah supaya:
Dapat berpartisipasi sekaligus mendukung segala upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi untuk menekan jumlah penderita setiap tahunnya;
Mempraktikan gaya hidup sehat. Anda dapat memulainya dari lingkungan paling dekat seperti keluarga, tetangga, teman, hingga komunitas;
Mengendalikan berbagai faktor risiko tekanan darah tinggi melalui deteksi dini serta modifikasi gaya hidup. Misalnya, menerapkan perilaku CERDIK dan menggunakan perilaku PATUH untuk mengontrol hipertensi.
Dengan kegiatan-kegiatan ini, masyarakat Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan agar terhindar dari hipertensi.