Kerjasama Kemenkes RI dan APPI Sosialisasikan Germas
Dewasa ini penyakit tidak menular kasusnya terus meningkat sehingga pembiayaan negara untuk kesehatan menjadi meningkat perlu upaya penanggulangan, pengendalian dan pengobatan penyakit dan tentunya selain membutuhkan biaya untuk membeli obat dan alat-alat kesehatan, juga waktu penyembuhan yang relatif lama .
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Germas adalah tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat, untuk meningkatkan kualitas hidup.
Gerakan ini perlu terus digaungkan dan didukung oleh seluruh komponen bangsa, baik pemerintah, swasta/dunia usaha, skateholder, masyarakat dan juga organisasi kemasyarakatan (Ormas), salah satunya Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) sebagai mitra Kementerian Kesehatan
GERMAS bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sadar untuk hidup sehat sehingga berada pada kondisi kesehataan yang terjaga, dan juga akan tercipta lingkungan yang bersih, meningkatkan produktivitas masyarakat dan biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk berobat akan berkurang.
Kegiatan Germas Hidup Sehat dilakukan oleh masyarakat antara lain: melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan dan lain sebagainya.
Pada tanggal 22-23 November 2016, GERMAS sudah dilakukan oleh APPI mitra Kemenkes bersama dengan pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat, karena menyadari di derah ini masih sekitar 3 persen masyarakat yang memiliki perilku makan sayur dan buah dan hanya sekitar 30 persen melakukan aktivitas fisik secara rutin.
Ironisnya lagi, jika dilihat kesadaran masyarakat untuk tidak merokok, Sumbar berada di posisi nomor tiga terbawah se-Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, sebanyak 26,4 persen yang merokok setiap hari di atas usia 10 tahun dan 3,9 persen yang merokok kadang-kadang.
Beberapa wilayah di Sumbar sebenarnya merupakan daerah penghasil sayur dan buah, tetapi ternyata kesadaran masyarakat sangat sedikit sekali masyarakat Sumbar yang memiliki kesadaran untuk memakan buah dan sayur dengan rutin. Berdasarkan riset, hanya tiga persen masyarakat Sumbar yang rutin makan sayur dan buah.
Akibat yang ditimbulkan dari keadaan ini selain di Sumbar juga di wilayah lain di Indonesia adalah telah terjadi perubahan pola penyakit. Sejak Tahun 2010, Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan di Indonesia.
Di Provinsi ini, prevalensi penderita diabetes 1.8 umur diatas 15 tahun, sedangkan prevelansi hipertensi 22.6 pada umur diatas 18 tahun. Perilaku kesehatan warga Sumbar berada pada garis merah. Perlu dukungan dari semua sector yang terkit dan kesadaran tiap individu untuk segera mengubahnya.