Melawan Asap Dengan Air Putih dan PHBS
Kabut asap yang parah akibat kebakaran lahan terjadi tiap tahun di Sumatera dan Kalimantan. Tak hanya mengganggu mobilitas warga dan penerbangan, asap juga mengganggu kesehatan. Asap sisa kebakaran lahan ini mengandung particulate matter (PM-10) berlebih, sangat berbahaya bagi kesehatan paru-paru.
Particulate matter adalah partikel padat atau cair yang ditemukan di udara. Partikel yang besar atau cukup gelap dapat kita lihat dalam bentuk jelaga atau asap. Sementara PM-10 adalah partikel kecil. Paparannya amat berbahaya karena dapat mencapai daerah yang lebih dalam pada saluran pernapasan.
Apa yang dapat dilakukan warga untuk menjaga kesehatannya ketika kabut asap melanda?
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan RI, Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama mengatakan minum air putih lebih banyak dan lebih sering dapat membantu tubuh bertahan melawan bahaya yang dibawa asap. Air putih berfungsi sebagai penyeimbang sistem getah bening. Jika sistem getah bening bekerja optimal, tubuh memiliki daya tahan untuk melawan infeksi yang terjadi akibat paparan zat beracun.
Minum air putih juga mampu mengatasi dehidrasi dan menambah kebugaran tubuh.
Beberapa orang lebih rentan terganggu kesehatannya ketika terpapar asap. Mereka adalah orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti mengidap gangguan paru-paru dan jantung, berusia lanjut, atau masih kanak-kanak.
Mereka yang mengidap asma atau penyakit paru-paru kronis lain, mengalami kerja paru-paru yang menurun. Akibatnya, penderita mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
Oleh karena itu, menurut Tjandra, sangat penting untuk mencuci dulu buah-buahan atau sayuran sebelum diolah atau dikonsumsi untuk membersihkannya dari zat beracun yang menempel. Bahan-bahan makanan dan minuman pun perlu dimasak dengan baik.
Penderita penyakit jantung dan gangguan pernapasan pun sebaiknya mengurangi kegiatan di luar rumah. Apabila terpaksa ke luar rumah, sebaiknya menggunakan masker yang layak. Disarankan mereka meminta petunjuk dokter untuk perlindungan tambahan dan segera memeriksakan diri jika mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lainnya.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga perlu dilaksanakan lebih disiplin, yakni mengonsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, dan tidak merokok.
Tjanda juga menyarakan agar warga mengupayakan polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah, sekolah, kantor, dan ruang tertutup lainnya. Penampungan air minum dan makanan pun harus terlindungi dengan baik. (*)