Tatap Muka dan Dialog Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional

| Dilihat 2118 Kali

Tatap Muka dan Dialog  Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional
Tatap Muka dan Dialog Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional

Pagi ini Selasa, 18 Agustus 2015 pukul 08.00 WIB di adakan acara “Tatap Muka dan Dialog Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2015 dengan Menteri Kesehatan RI” di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Acara ini bertujuan untuk mempertemukan para pemenang lomba sekolah sehat beserta pembinanya dengan pihak Kementerian Kesehatan RI dimana lomba ini telah diadakan setiap tahunnya dengan melibatkan unsur sekolah, kabupaten, dan pihak puskesmas. Peserta pada Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2015 ini adalah 108 sekolah dari 27 Provinsi di Indonesia yang terdiri dari 24 TK, 27 SD/MI, 27 SMP/MTs, 27 SMA/MA. Para pemenang di terima oleh Dirjen BIGIKIA dr. Anung Sugihantono, Mkes

Pada sambutannya, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSc, Direktur Bina Kesehatan Anak, menyampaikan bahwa hanya di Indonesia lah imunisasi dapat dilakukan di dalam tatanan sekolah yaitu melalui program UKS. Program UKS yang ada saat ini merupakan kerjasama dari 4 Kementerian, yang diatur dalam Peraturan Bersama Antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri No. 6/X/PB/2014, No. 73 Tahun 2014, No. 41 Tahun 2014, No. 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah.

Kemudian pada sambutan kedua, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA menyampaikan bahwa di Indonesia 25% dari jumlah penduduknya adalah remaja sehingga hal ini dapat menjadi tantangan juga peluang bagi Indonesia. Saat ini pernikahan usia dini di Indonesia masih tinggi bahkan peringkat ke-2 se ASEAN. Merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk menurunkannya. Pihak keluarga diharapkan dapat menjadi panutan bagi anak untuk menghindari pergaulan yang berisiko. Pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kesehatan tidak hanya dengan pendekatan kuratif tetapi juga pendekatan preventif dan promotif. Hal ini lah yang menjadi fokus Kementerian Kesehatan saat ini. Pembinaan sekolah yang hanya memfokuskan pada hal fisik seperti toilet dan tempat cuci tangan akan diarahkan juga agar tidak lupa memfokuskan pada hal – hal non fisik yaitu kesehatan. dr. Anung Sugihantono juga menyampaikan bahwa saat ini Kementerian Kesehatan RI sedang menyusun rapor kesehatan yang nantinya akan digunakan semua siswa dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMA dimana buku ini tidak terpisahkan dari buku kesehatan ibu atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan Buku Pink. Pihak Kementerian Kesehatan sedang mengusahakan agar ke depannya rapor kesehatan ini dapat digunakan sebagai persyaratan dalam berbagai hal, misalnya beasiswa, dll. Dengan rapor kesehatan ini banyak manfaat yang bisa didapatkan, salah satunya adalah bila ada anak dengan gangguan atau keterlambatan dalam mengerti pelajaran yang diberikan, dapat di analisis melalui buku kesehatan ini, apakah dulu ketika mereka bayi terdapat permasalahan seperti BBLR, ketuban pecah dini, dll. dr. Anung Sugihantono juga mengingatkan bahwa komunikasi sekolah terutama pihak UKS dengan pihak Puskesmas harus terus dijalin, serta menekankan bahwa Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2015 ini bukanlah akhir dari perjuangan untuk menyehatkan anak bangsa, tetapi merupakan langkah awal agar derajat kesehatan anak bangsa ke depannya dapat lebih baik lagi.

Acara selanjutnya adalah penyerahan hadiah dan piagam kepada para pemenang dengan kategori pencapaian terbaik dan kinerja yang kemudian dilanjutkan dengan dialog para pemenang lomba dengan dr. Anung Sugihantono selaku Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA, Dr. Kanchit Limpakarnjanarat selaku WHO representative to Indonesia, dan juga ada dari perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal – hal yang didiskusikan pada dialog ini salah satunya yaitu pada saat ini memang belum ada reward terhadap tim Pembina Kabupaten maupun reward berupa pengangkatan terhadap Tenaga Kerja Sukarela dikarenakan regulasi yang ada, sehingga hal ini masih didiskusikan. Acara kemudian ditutup dengan foto bersama para pemenang dengan pihak Kementerian Kesehatan RI.