Perempuan dan Tembakau : Sebuah Daya Tarik yang fatal

| Dilihat 1295 Kali

Perempuan dan Tembakau : Sebuah Daya Tarik yang fatal
Perempuan dan Tembakau : Sebuah Daya Tarik yang fatal

perempuan dan rokokSampai saat ini sekitar 20% dari 1 milliar perokok di dunia adalah wanita. Hal ini juga tercatat bahwa, perempuan juga memiliki kerentanan yang sama dengan laki-laki terdapat keterpaparan produk tembakau seperti rokok.Laporan WHO menyebutkan bahwa jumlah perokok meningkat 2.1% per tahun di negara berkembang, sedangkan di negara maju angka ini menurun sekitar 1.1% per tahun. Penelitian di Jakarta juga menunjukkan 64.8% laki-laki dan 9.8% perempuan dengan usia di atas 13 tahun adalah perokok.Sekarang ini, hampir teknik pemasaran rokok dikalangan wanita di negara maju, sekarang juga diterapkan di negara berkembang yang notabene tidak memiliki riwayat merokok. Tujuan para produsen rokok mengikut sertakan wanita dalam promosi rokok adalah untuk membuat rokok terebut lebih menarik.Rokok dan perempuan? Hal ini telah mencakup semua permasalahan tentang gender, femininitas, kesehatan janin, kanker payudara, kanker rahim, penampilan diri, gengsi, gaya hidup, dan juga sampai kode etik. Masih tabunya perempuan merokok adalah sebuah problematika klasik. Dua hal penting masalah perempuan dengan rokok ialah dimulai dengan masalah kesehatan dan diakhiri dengan masalah ketidaketisan.Faktanya, kebiasaan merokok baik itu pada perembuan maupun laki-laki akan menyebabkan banyak masalah kesehatan. Diantaranya batuk kering, kanker paru-paru, kanker mulut, dan sebagainya. Merokok juga menimbulkan perasaan takut, gemetar, bimbang, resah, melemahkan akal, mengurangi nafsu makan, menguningkan wajah dan gigi, menyempitkan pernapasan, menjadikan manusia malas dan lemah, dan lain-lain.Oleh karena itu, sudah saatnya kita mulai mengambil sikap bahwa rokok itu nyata memberikan dampak buruk terhadap berbagai aspek, tidak hanya kesehatan. Dari sekarang, mari kita mulai melindungi generasi muda dari pengaru produk tembakau, seperti melindungi dari promosi rokok yang berlebihan, dan juga mengingat setiap hari sebagai “Hari Tanpa Tembakau Sedunia”